Jumat, 20 Juli 2012

Andai Hujan Datang

Andai hujan datang, seperti sore-sore kemarin. Pastinya kau akan ada disini, berbagi cerita tenatang masa kecilmu yang lucu. Aku tau, matamu tak mampu berbohong ada kepedihan mendalam saat kau paparkan semua kisahmu. Tak semua kisahmu nyata dan lugu, tak semuanya lucu. 

Aku melihat kekosongan di mata coklatmu, kau sendiri waktu itu. Terpuruk dan sepi. Aku bisa meraba nafas panjang itu, melihat betapa beratnya harimu.  Kau banyak kehilangan masa kecilmu yang seharusnya dipenuhi dengan buayan dan pelukan kasih sayang.

Andai hujan datang, seperi sore-sore yang lalu, tentu kau akan datang dan benyanyi riang, melantunkan sair-sair riang yang sebenarnya hamapa dan berlirik sephia. Bagaimana kau bisa setegar itu kawan, pil apa yang kau makan?. 

Andai hujan sore ini, aku pasti akan balik bercerita tentang diri dan masa kecilku yang haru biru. Kau akan menemukan sesuatu yang sama, sesuatu yang utuh dari kesepian yang diciptakan oleh masing-masing dunia kita. Ketidak adailan yang diciptakan para orang dewasa.

Andai hujan benar-benar datang, akan ada kebaikan antara diri kita. Namun biarlah, senja itu akan jadi lebih indah nantinya. Tak perlu ada hujan sore ini, masing-masing kita akan menemukan jalan untuk kembali bercerita, mengenang dan memeperbaiki semua kegundahan yang pernah ada, menambalnya dengan semua kebaikan dan kedewasaan yang kita bangun saat ini.

Hujan akhirnya tak datang, setelah hati ini berulangkali mengundang. Bola jingga terpampang di ujung barat. Kita kembali bercerita dan semuanya membaik. Kita sudah dewasa...

2 komentar:

  1. hujan akan datang menemui, mungkin tak sekarang, namun dia pasti akan datang

    BalasHapus
  2. aduh, para penanti hujan ya

    BalasHapus