Jumat, 20 Juli 2012

Cinta Dalam Diam

Mengapa harus diam?, tanyaku. Saat pada akhirnya ia menyerah dan membuka semua rahasia bahwa ia memandam rasa. Aku sudah mencoba memaksanya lewat banyak cara, namun entah mengapa ia tidak peka.
Dan sekarang, siang hari sejam sebelum akad nikahku, semua penyesalan itu mengalir dari bibirnya. 

Aku tak bisa berbuat banyak, menangisi susu yang telah tumpah adalah sebuah kebodohan terencana. Aku hanya terpaku memandangi jedela luar yang telah dipenuhi dengan tamu, berusaha menghilangkan semua kecamuk jiwa tentang rasa cintanya yang baru saja terkuak. Aku menahan diri untuk tidak membiarkan tangan ini menyentuh jemarinya. Takut kegalauan ini semakin meraja dihati, takut kebimbangan meluap di jiwa. 

Aku pandang lekat wajahnya, air mata itu meleleh. Aku tak kuasa, kupalingkan mukaku seraya membendung airmata. Lalu, kutegaskan diri ini, "kamu akan menikah dengan gadis pilihan orang tua". Kupalingkan lagi wajahku padanya, air mata itu semakin menjadi, namun hati ini kemabli berkata, "Jangan seka air matanya, jagan seka". 

Sungguh, dalam diam hati ini teriris, menyadari ada cinta antara dua insan yang terhalang oleh ketidak berdayaan mengunggkapkan cinta. Alangkah bodohnya, setelah sekian lama berteman namun tak ada satupun antara kita terucap kata cinta.

Aku kuatkan diri dengan mengintip pengantinku, apakah ini boleh? tanyaku. Ia gugup menantiku, aku tau ia mencintaiku, dan aku.....entah baru mulai mencinta namun sirna setelah pengungkapan cinta ini. Ku padang lekat ia dari balik tirai, ku abaikan ia yang lain, yang sibuk menyeka air matanya sendiri. Ini lebih baik, lagipula salah siapa tidak mengabilku dengan ungkapan cinta itu. 

Aku tinggalkan ia disana, ku jemput pengantinku dan berjanji akan mencoba mencintainya.
Menyakitkan jika kita mencintai sesorang, namun akan lebih menyakitkan saat kita mencintai orang tersebut namun kita tidak mampu mengungkapkannya.

1 komentar:

  1. kaka aku cinta kamu
    sangat dalam dan penuh dengan peluh
    karena selama ini aku hanyalah bagian di bayangmu
    mengikutimu kemanapun langkahmu tapi tetap ak tak pernah bisa memelukmu

    BalasHapus